Klaten - Angka kejadian stunting di Indonesia masih cukup tinggi dimana Indonesia menyentuh angka 21,6%. Angka tersebut masih berada di atas angka standar yang ditoleransi oleh World Health Organization (WHO) yaitu kurang dari 20%. Stunting menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang mendapatkan perhatian khusus dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anak-anak di berbagai wilayah termasuk di Desa Kalangan.
Tingginya angka stunting di Desa Kalangan turut menjadi hal yang cukup memprihatinkan karena akan menimbulkan dampak jangka panjang yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik maupun kognitif seorang anak.
Dengan bertemakan “Sustainable Development Goals” (SDG’s), mahasiswi KKN TIM II 2023 Universitas Diponegoro melakukan program pelatihan manajemen laktasi dan pembuatan nipple puller untuk membantu menurunkan angka stunting di Desa Kalangan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten.
Manajemen laktasi merupakan salah satu upaya kesehatan bagi seorang ibu menyusui sebagai suatu upaya untuk mencapai keberhasilan dalam memberikan ASI. Manajemen laktasi dapat mendukung asupan nutrisi bagi anak pada 1000 Hari Pertama Kehidupan, membantu tercapainya ASI eksklusif, mendukung tumbuh kembang anak, serta dapat mencegah seorang anak mengalami stunting.
Pengetahuan seorang ibu dan cara menyusui yang benar menjadi kunci keberhasilan dalam memberikan ASI kepada seorang anak. Cara menyusui yang benar meliputi posisi dan perlekatan yang tepat merupakan hal yang sebaiknya telah diketahui seorang ibu sejak awal kehamilan.
Program pelatihan manajemen laktasi ini dikemas dalam sebuah acara “Kelas Stunting” yang diikuti oleh 60 ibu dengan anak stunting serta dihadiri juga oleh kepala Desa Kalangan, bidan Desa Kalangan, serta kader posyandu Desa Kalangan pada Selasa, 1 Agustus 2023 bertempat di Balai Desa Kalangan.
Kegiatan ini dibuka oleh bidan Desa Kalangan serta perwakilan dari kader posyandu, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi. Materi yang disampaikan meliputi pentingnya ASI eksklusif, demonstrasi posisi dan perlekatan menyusui yang baik, tanda kecukupan ASI, durasi dan frekuensi menyusui, permasalahan saat menyusui serta ditutup dengan pelatihan pembuatan nipple puller dari spuit ukuran 20 cc. Nipple puller berfungsi untuk menyedot puting yang datar atau terbenam pada setiap akan menyusui. Penyampaian materi dibantu dengan media powerpoint dan boneka bayi sebagai alat peraga saat demonstrasi.
Para peserta juga mendapatkan leaflet manajemen laktasi yang dapat dijadikan panduan saat menyusui beserta spuit ukuran 20 cc dengan tujuan agar para peserta dapat mempraktikan cara membuat nipple puller secara mandiri. Peserta tampak sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir sesi tampak saat pembicara membuka sesi tanya jawab terdapat beberapa peserta yang mengajukan pertanyaan.
Melalui kegiatan ini diharapkan para ibu dapat memperbaiki posisi dan perlekatan menyusui dengan benar serta memahami pentingnya memberikan ASI eksklusif pada anak sehingga diharapkan para ibu dapat memberikan ASI eksklusif dan nutrisi yang cukup. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat memberikan solusi khususnya bagi para ibu yang memiliki permasalahan pada bagian payudaranya dengan produk sederhana berupa nipple puller. ASI tepat, anak sehat, ibu kuat. Mari cegah stunting dengan cara menyusui yang benar! (**)